Jakarta, CNBC Indonesia – Biaya layanan pinjaman online (pinjol) AdaKami alias PT Pembiayaan Digital Indonesia dipermasalahkan karena hampir dua kali lipat dari biaya pokok. Pinjol milik perusahaan China tersebut mengaku asuransi menjadi pemberat utama dari biaya tersebut.
Ketika ditanya terkait rinciannya, Direktur Utama AdaKami, Bernardino Moningka Vega tidak bisa menjelaskan lebih lanjut. Tapi dia menegaskan, biaya asuransi memakan porsi besar dari biaya ini.
“Saya tidak tahu detailnya. Tapi menurut regulasi, setiap nasabah harus diasuransikan, nah ini kadang-kadang yang tinggi,” ujar Dinodi tengah Konferensi Pers AdaKami, pada Jumat, (22/9/2023).
Lebih jauh, Dino menjabarkan biaya layanan tersebut terdiri dari teknologi fee, asuransi, collection fee, dan paling besar adalah biaya asuransi. Setiap kompenen tersebut pun bisa berubah porsinya sewaktu-waktu.
“Setiap produk komposisinya berubah. Ini kan karena di sini tidak ada jaminan, karena pinjol ditujukan ke masyarakat undeserved unbank, maka tingkat biaya disesuaikan,” jelasnya.
Sepanjang penelusuran CNBC Indonesia yang dilakukan Jumat, (22/9/2023), biaya layanan AdaKami bisa berubah-ubah dalam satu hari.
Saat pertama kali mencoba melakukan pengajuan pinjaman dengan jumlah Rp10 juta, AdaKami memberi biaya bunga pinjaman sebesar Rp1,5 juta. Namun, biaya lainnya dibebankan sekitar Rp5,3 juta. Sehingga total biaya yang dikenakan sebesar Rp6,8 juta.
Namun ketika dicoba beberapa waktu setelahnya, dengan jumlah pinjaman yang sama, biaya layanannya naik signifikan menjadi Rp8,1 juta sehingga total biayanya menjadi Rp9,6 juta.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Teror Pinjol Diduga Bikin Bunuh Diri, Adakami Buka Suara
(fsd/fsd)
Quoted From Many Source