Antara • 20 September 2023 10:15
DIY: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta masyarakat tidak menimbun air bersih yang didistribusikan pemerintah maupun lembaga sosial dalam penanggulangan kekeringan dampak musim kemarau.
“Kami mohon kepada masyarakat jangan dengan situasi seperti ini menimbun air, saya katakan menimbun air, karena ada, dan tidak saya sebutkan itu di mana, sudah diberi air, tetapi kok sehari sudah langsung habis,” kata Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Antoni Hutagaol di Bantul, Rabu, 20 September 2023.
BPBD bersama lembaga pemerintah terkait lainnya sudah mendistribusikan bantuan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan agar dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sesuai kebutuhan masyarakat.
“Jadi kita sudah sesuaikan perhitungan, jangan sampai ada masyarakat dalam kondisi begini mungkin punya tandon besar terus ambil air banyak, sementara warga lainnya kekurangan, jadi di sini kami menekankan untuk jangan menimbun air,” ucap dia.
Dia mengatakan masyarakat yang wilayahnya mendapat bantuan air bersih atau tersedia air melimpah agar bisa bertoleransi kepada saudara atau tetangga sekita.
“Pada prinsipnya, kami tidak masalah memberikan air, tapi kita harus berfikir, logis tidak setelah diberi langsung habis, apakah ada kebocoran atau bagaimana, ini perlu dipertanyakan. Karena kita sudah asesmen sebelumnya, sudah diperhitungkan sesuai kebutuhan masyarakat di sekitar,” ucap Antoni.
Berdasarkan infografis, droping air bersih Kabupaten Bantul sejak awal musim kemarau hingga 17 September, terdapat tujuh kecamatan yang meliputi 11 kelurahan dan 18 pedukuhan yang masyarakatnya dilanda kekeringan dan meminta bantuan air bersih.
“Kondisinya seperti itu, dan masyarakat yang paling banyak mengajukan permohonan air bersih itu di Kelurahan Terong Dlingo sebanyak 700 ribu liter, kemudian wilayah Bangunjiwo Kasihan dengan 360 ribu liter, dan Jatimulyo Dlingo sebanyak 350 ribu liter,” ujar dia.
“Kami mohon kepada masyarakat jangan dengan situasi seperti ini menimbun air, saya katakan menimbun air, karena ada, dan tidak saya sebutkan itu di mana, sudah diberi air, tetapi kok sehari sudah langsung habis,” kata Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Antoni Hutagaol di Bantul, Rabu, 20 September 2023.
BPBD bersama lembaga pemerintah terkait lainnya sudah mendistribusikan bantuan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan agar dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sesuai kebutuhan masyarakat.
“Jadi kita sudah sesuaikan perhitungan, jangan sampai ada masyarakat dalam kondisi begini mungkin punya tandon besar terus ambil air banyak, sementara warga lainnya kekurangan, jadi di sini kami menekankan untuk jangan menimbun air,” ucap dia.
Dia mengatakan masyarakat yang wilayahnya mendapat bantuan air bersih atau tersedia air melimpah agar bisa bertoleransi kepada saudara atau tetangga sekita.
“Pada prinsipnya, kami tidak masalah memberikan air, tapi kita harus berfikir, logis tidak setelah diberi langsung habis, apakah ada kebocoran atau bagaimana, ini perlu dipertanyakan. Karena kita sudah asesmen sebelumnya, sudah diperhitungkan sesuai kebutuhan masyarakat di sekitar,” ucap Antoni.
Berdasarkan infografis, droping air bersih Kabupaten Bantul sejak awal musim kemarau hingga 17 September, terdapat tujuh kecamatan yang meliputi 11 kelurahan dan 18 pedukuhan yang masyarakatnya dilanda kekeringan dan meminta bantuan air bersih.
“Kondisinya seperti itu, dan masyarakat yang paling banyak mengajukan permohonan air bersih itu di Kelurahan Terong Dlingo sebanyak 700 ribu liter, kemudian wilayah Bangunjiwo Kasihan dengan 360 ribu liter, dan Jatimulyo Dlingo sebanyak 350 ribu liter,” ujar dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
(NUR)
Quoted From Many Source