Jakarta, CNBC Indonesia – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo buka suara mengenai situasi mata uang yang belakangan waktu dalam tren melemah. Menurutnya lemahnya rupiah hingga tembus Rp15.400/US$ diakibatkan oleh tekanan eksternal, khususnya Amerika Serikat (AS).
“Nilai tukar tetap terjaga sejalan dengan kebijakan stabilitas yang ditempuh BI,” ujar Perry dalam konferensi pers, Kamis (21/9/2023)
Penyebab utama pelemahan rupiah adalah ketidakpastian pasar keuangan global, dipicu oleh arah kebijakan suku bunga acuan AS. Di mana Bank Sentral AS Federal Reverse masih akan menaikkan suku bunga acuan satu kali sampai dengan akhir tahun.
“Peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global menyebabkan nilai tukar rupiah sampai 21 September 2023 point to point melemah 0,98% dibanding dengan level akhir Agustus 2023,” jelasnya.
Meskipun apabila dilihat dari awal tahun atau year to date (ytd), rupiah masih menguat 1,22%. Rupiah, kata Perry masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang India, Filipina dan Thailand yang alami depresiasi dalam.
“Ke depan BI perkirakan stabilitas rupiah tetap terjaga sejalan dengan persepsi investor ke prospek perekonomian Indonesia, inflasi rendah dan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik,” tegas Perry.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,75%, Ini Alasan BI!
(mij/mij)
Quoted From Many Source