Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca rilis suku bunga AS dan penantian suku bunga Indonesia.
Merujuk dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,07% terhadap dolar AS di angka Rp15.385/US$ pada hari Kamis (21/9/2023) atau tertinggi sejak 10 Maret 2023 (sekitar enam bulan terakhir).
Pada Kamis (21/9/2023) pukul 08.55 WIB, tercatat DXY berada di angka 105,53 atau naik dari penutupan perdagangan pada Rabu (20/9/2023) yang berada di posisi 105,12.
Pada Kamis (21/9/2023) dini hari tadi, bank sentral AS (The Fed) telah merilis suku bunganya. Pengumuman The Fed menjadi yang paling banyak ditunggu para pelaku pasar di dunia pada hari ini, mengingat besarnya pengaruh AS dalam perekonomian global.
The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 5,25%-5,50%. Hal ini sudah sesuai dengan perkiraan pasar sebelumnya, di mana mereka memperkirakan The Fed akan kembali menahan suku bunga acuannya.
Namun, pasar cenderung kecewa karena The Fed mengindikasikan akan tetap mempertahankan sikap hawkish-nya setidaknya hingga akhir tahun ini yang berarti ketidakpastian di pasar masih bisa meningkat dan akan menekan laju pergerakan rupiah.
Hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) juga mengindikasikan jika kebijakan moneter yang ketat akan tetap berlanjut hingga 2024 dan akan memangkas suku bunga lebih sedikit dari indikasi sebelumnya.
Dokumen dot plot The Fed menunjukkan suku bunga akan ada di kisaran 5,5-5,75% pada tahun ini. Artinya, ada indikasi jika The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) lagi hingga akhir tahun. Hal ini tentunya sesuai dengan pernyataan The Fed sebelumnya, di mana ruang bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya lagi di tahun ini hanya tersisa sekali saja.
Pejabat bank sentral AS (The Fed) juga memproyeksikan untuk mempertahankan suku bunga yang tinggi yakni disekitar angka 5,1% pada tahun 2024, sebuah lonjakan ekspektasi yang signifikan dibandingkan dengan prediksi bulan Juni sebesar 4,3%.
Beralih ke dalam negeri, hari ini Bank Indonesia (BI) akan merilis suku bunganya. Saat ini, pasar berekspektasi bahwa BI akan menahan suku bunganya dan akan memperpanjang tren suku bunga di posisi 5,75% sejak Januari 2023.
Harapannya, suku bunga yang potensi akan dipertahankan kembali, dan ditambah dengan berbagai senjata BI bisa menjadi penopang rupiah dikala kondisi eksternal masih banyak ketidakpastian.
Untuk diketahui, suku bunga sebesar 5,75% sudah berlaku sejak Januari tahun ini atau delapan bulan terakhir. BI mengerek suku bunga sebesar 225 bps dari 3,50% pada Juli 2022 menjadi 5,75% pada Januari tahun ini.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Rupiah Perkasa, Akhirnya Dolar Say Good Bye Rp 15.300
(rev/rev)
Quoted From Many Source